Saturday, February 23, 2019

Menangis Bersama Hujan (Part 24. Suara Terakhir )

Dhiya membaca Alqur'an di dekat ibu yang tak berhenti mengucap dua kalimat syahadat. Dibarengi zikir-zikir lain. Terkadang tak berhenti mengucapkan istighfar. Saat Dhiya melantunkan ayat suci, ibu mendengar dengan khusyu'.

Dhiya bersimpuh di bawah kaki ibu yang terbaring lemah. Memeluk dan mencium wanita yang telah melahirkan dirinya dengan susah payah. Bertaruh nyawa. Tanpa berharap balasan apa-apa.

Sambil mengusap airmata yang tak henti mengalir di pipi, Dhiya terus membaca surat At-Taubah dan surat Yaasiin. Kecupan lembut sesekali mendarat di kening ibu yang tampak tertidur pulas.

Saat Dhiya mengelus pipi ibu, membisikkan doa;

"Dhiya sayang ibu. Dhiya mencintai ibu. Cepat sembuh ya, Bu. Allah akan menyembuhkan ibu,"

Mata ibu tiba-tiba terbuka. Menatap Dhiya sambil mengulum senyum. Tak sedikitpun terlihat seperti pasien yang sedang sakit keras.

"Nak, setelah ibu sembuh ... nanti. Janji ya, kamu mau ke dokter ... untuk periksa kepala,"lirih ibu terbata.

Dhiya tercekat. Ia ingin menjawab namun, gadis itu hanya bisa mengangguk dengan tatapan sedih.

"Ibu, punya ... perhiasan dan uang di lemari. Itu kita pakai ke dokter. Kamu tidak akan ... kesakitan. Ada ibu yang selalu di sampingmu ... Ada Allah juga pastinya,"

"Bagaimana bisa ibu memikirkan Dhiya di saat kondisi ibu seperti ini?"Dhiya mengusap tangis yang begitu saja meleleh di pipi.

"Ibu sudah bilang ... Ibu tidak apa-apa,"

Airmata Dhiya semakin mengucur deras mendengar desahan ibu. Kenyataannya, besok ibu akan dioperasi tapi ibu tetap saja seperti bukan pasien. Seperti ibu yang ia lihat saat istirahat di rumah.

"Anakku, bagaimana bisa kamu menyembunyikan kenyataan ... Dari ibu dan kakak-kakakmu. Bahwa kamu punya sakit yang harusnya sudah ditangani dokter. Ya Allah, apa salahku hingga Engkau berikan ujian sebesar itu pada bidadari kecil yang Engkau titipkan padaku? Dia menyembunyikan kelemahannya dengan ketegaran. Kelemahannya ia jadikan kekuatan untuk bertahan. Aku mohon, jagalah dia ... Ya Allah,"ratap ibu dalam hati.

"Ibu kenapa nangis?"

"Anakku menangis, bagaimana bisa aku ... tidak menangis? Anakku sakit, bagaimana ... bisa aku tidak tau ... rintihan anakku? Maafkan ibu, Nak."

"Ibu kenapa bilang begitu? Ibu sakit seperti ini, bagaimana bisa Dhiya tidak tahu? Anak macam apa yang seperti itu? Maafin Dhiya, Bu. Dhiya banyak ngelawan sama ibu. Dhiya sering ngebantah ibu,"

"Tidak apa-apa ... Kamu anak baik, akan selalu baik di mata ibu. Nak, ibu mau tanya,"

"Kata dokter, ibu tidak boleh banyak bergerak dan bicara. Besok ibu dioperasi agar cepat sembuh,"

"Tapi hari ini, ibu ingin bicara ... denganmu. Jangan jauh-jauh dari ibu. Karena ibu membutuhkanmu ... di samping ibu sampai hari operasi besok,"

Dhiya hanya bisa mengangguk. Ia memegang erat tangan ibu. Menciuminya penuh rasa sayang.

"Nak, siapa yang ... menciptakan alam ini?"

"Allah, Bu."

"Siapa yang menciptakan, ibu?"

"Allah juga, Bu?"

"Jika Allah ... menjemput ibu, mengambil ibu ... darimu, apa yang akan ... kamu lakukan?"

Dhiya kembali tertegun. Gadis itu menggeleng. Tidak siap membayangkan kata-kata sang ibu. Wanita yang paling disayangi di dunia ini.

"Ibu tidak boleh bicara begitu, ibu akan baik-baik aja. Allah akan menyembuhkan ibu,"

"Nak, ayahmu lebih ... dulu dipanggil Allah. Mau tidak mau, ibu, kakakmu ... dan kamu juga ... Hanya menunggu waktu. Mati ... Bukanlah pemisah abadi. Tapi jembatan menuju pertemuan abadi,"

"Tapi tidak sekarang, Bu. Dhiya, Dhiya, masih butuh ibu. Kak Anan, Kak Adam masih butuh Ibu. Apa jadinya Dhiya tanpa ibu,"ratap Dhiya tidak ingin menerima kalimat ibu.

"Ada Allah ... yang akan menjagamu. Kamu tidak akan ... kekurangan apapun. Ada Allah di sampingmu, Nak."

Dhiya tiba-tiba teringat saat pertama kali tahu akan kondisinya sendiri. Ia sudah menyiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan. Jika Allah lebih dulu memanggilnya dari pada ibu. Gadis itu sangat mengkhawatirkan bagaimana ibu setelah kepergiannya nanti. Lalu, sekarang ketika kondisi itu terbalik, bagaimana bisa Dhiya mengingkari rasa ikhlas yang telah dirawat sejak dulu. Bagaimana dirinya begitu egois.

Sejenak kemudian ia tersungkur. Seperti menyadari sesuatu yang membuat hatinya bergetar hebat.

Ia kembali mendekat ke wajah ibu. Membiarkan ibu mengutarakan semua keinginannya. Sedangkan Anan dan Adam, belum juga kembali mengurus administrasi keperluan persiapan operasi. Ada resah tergurat di wajah Dhiya. Panik. Rasa takut yang begitu hebat.

"Nak, Adam sangat ... menyayangimu. Begitu juga Anan. Jadi, jika ... Ibu sudah tidak di sampingmu ... Turuti saja kata-kata mereka. Terutama Adam. Dengarkan nasehatnya ... Dengarkan keinginan hatinya,"

Dhiya mengangguk pelan seraya mengusap airmata.

"Tadi malam ... Ayahmu datang di mimpi ibu. Beliau sangat bahagia ... Doa-doa dari anak sepertimu ... Membuat ayahmu bahagia,"tutur ibu mengukir sekelumit senyum.

"Ya Allah, apakah ibu benar-benar ingin bertemu denganmu? Apa ibu bahagia bertemu ayah? Apa keegoisanku yang menahan ibu? Astaghfirullah, ampuni aku , Ya Allah ... Berikan keikhlasan di hati ini. Berikan kekuatanku menghadapi semua ini,"

"Nak, ibu ngantuk. Tapi ibu ingin ... minum,"

Dhiya langsung mengambil air. Membantu ibu minum sesendok demi sesendok.

Sesuai permintaan ibu, Dhiya menutupi tubuhnya dengan selimut. Kecuali lengan yang diinfus.

Sambil mendengar anak gadisnya tilawah, ibu terus berzikir, mengucap dua kalimat syahadat dan melafazkan doa tidur. Perlahan mata ibu terpejam. Wajahnya dihiasi senyum manis. Seolah saat ini ibu sangat bahagia.

*Bersambung
By Risna Adaminata
Diharamkan copas tulisan ini 😊😊

1 comment:

  1. "Bosan Bermain Togel ?????

    Ingin Bermain Poker Online Dengan Uang Asli ?

    Tapi Ngak Tau Situs Poker Online Yang Bisa Di Percaya . ?

    Poker Online - www.arenadomino.poker
    Minimal Deposit / Withdraw : Rp.20.000,-
    Bonus Refferal 20% Seumur Hidup .

    Bonus Turn Over 0.5% Tanpa Batas .
    Player VS Player ( 100% Tanpa Bot ) .

    8 Games Dalam 1 User ID .
    POKER - DOMINO - ADUQ - BANDARQ - CAPSA -
    BANDAR POKER - SAKONG - BANDAR66

    Rasakan Sensasi nya Menjadi Bandar , hanya di BANDARQ , BANDAR POKER , BANDAR66 .

    Dengan Pelayanan Terbaik ( Customer Service ) .

    Customer Service Online 24 Jam .

    Daftar Langsung isi data2 : www.arenadomino.poker , www.arenadomino.info
    2AE9E806

    ReplyDelete

Informasi Jadwal Lengkap Penerimaan CPNS dan PPPK

                                           (Sumber : Dok. Lembaga Administrasi Negara/LAN)     Penerimaan CPNS dan PPPK Tahun 2021 segera di...