Sunday, March 24, 2019

Mitigasi Dan Antisipasi Bencana


(Foto: facebook.com/ Bayu Hp Alwaysinmyheart)
Bismillahirrohmaanirrohiim...
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh..
Berpikir tentang bencana kita sebagai warga negara yang bertempat di area Ring of Fire harus selalu sigap dalam segala keadaan merencanakan mitigasi sendiri.
Mitigasi itu sendiri, adalah bagaimana tindakan penyelamatan kita terhadap diri sendiri, keluarga dan orang lain ketika bencana tiba-tiba datang melanda.
Langkah pertama yang hendak kita siapkan adalah teori penyelamatan diri. Ini bisa di search di Youtube, Google dan aplikasi milik Bro Mark, yang lebih dikenal dengan Facebook. Banyak kok bertebaran di situs antah berantah dan menunggu kita untuk mencari mereka. Hoho.
(Foto: facebook.com/ Bayu Hp Alwaysinmyheart)

Ketika sudah tau teori dan tentunya mempelajari dalam segala kondisi kita harus berbuat yabg terbaik untuk keluarga terutama diri sendiri, memetakan dan memikirkan tempat paling aman untuk berlindung terutama dari bencana alam seperti gempa bumi, tsunami dan kebakaran.
Di Indonesia sendiri, dari tahun 2018 kita banyak mengenal macam-macam bencana selain gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir yang terbaru adalah likuifaksi.
Likuifaksi ini sendiri mencuat sejak gempa bumi dan tsunami melanda Palu dan Donggala. Sebenarnya fenomena ini sering mengiringi peristiwa gempa bumi. Dalam artian medisnya, likuifaksi ini seperti efek samping dari getaran yang kuat di dalam tanah. Namun, dahsyatnya likuifaksi di Petobo Palu membuat mata dunia tercengang dengan fenomena yang tak masuk akal ini. Apalagi dengan kondisi tanah yang di bawahnya ternyata memang bekas lautan dan juga tanah yang jenuh karena ada aliran air di atasnya tanpa diberikan lapisan semen.
Nah dengan tambahan fenomena likuifaksi ini, mau tidak mau kita juga harus menyiapkan mitigasi yang tepat jika likuifaksi tiba-tiba menenggelamkan rumah kita ke dalam tanah.
Belajar tentang bagaimana kesiapan kita menghadapi bencana bukan berarti kita berharap bencana datang. Namun, agar kita tetap waspada dan terhindar dari kepanikan saat bencana tiba-tiba datang.
Untuk artikel kali ini mungkin saya cuma akan berbagi bagaimana mitigasi yang saya persiapkan untuk diri saya sendiri. Karena kalau dibahas tuntas akan sangat panjang sekali melebihi panjang sungai Nil. Hehe.
Setiap ke suatu tempat, entah di rumah, sekolah, warung atau tempat yang biasa kita kunjungi sehari-hari, saya selalu mengecek perabotan dan benda-benda di sekeliling saya. Dalam hati saya bicara sendiri sambil berpikir,
"Oh jika gempa, saya akan berlindung di sini atau berlari disini (tergantung besar/skala gempa yang terasa).
Jika sekiranya skalanya kecil dan kira-kira tidak meruntuhkan bangunan, genteng, tembok dan lain-lain. Lebih baik segera lari ke tempat terbuka atau lapangan untuk menghindari guncangan susulan yang lebih besar lagi.
Namun, jika sekiranya begitu terjadi gempa langsung skala guncangannya sampai meruntuhkan bangunan, dan kita tidak akan sempat berlari maka cari tempat berlindung yang aman. Entah meja, kursi atau bawah tempat tidur. Pilih pojok ruangan/tiang bangunan dengan posisi tidur melengkung (kaki ditekuk) sambil melindungi kepala dengan tangan atau bantal."
Kira-kira seperti itu mitigasi untuk bencana gempa bumi.
Untuk kesempatan ini, mungkin cukup ini dulu ya.
Jika ada waktu, nanti selanjutnya mitigasi tsunami dan lain lain.
Semoga bermanfaat. Tetap aman dan selalu dalam lindungan Allah. Aamiin ya Rabbal alamiin.
Wassalam.
Risna Adaminata.

No comments:

Post a Comment

Informasi Jadwal Lengkap Penerimaan CPNS dan PPPK

                                           (Sumber : Dok. Lembaga Administrasi Negara/LAN)     Penerimaan CPNS dan PPPK Tahun 2021 segera di...